Hasil Survei Pilgub Jabar 2018

Geliat politik di Jawa Barat kian memanas menjelang Pilgub serentak tanggal 27 Juni nanti. Beberapa hasil survei telah dirilis oleh lembaga-lembaga survei opini publik. LAMDA Indonesia yang juga merupakan Lembaga riset dan opini publik meyakini bahwa survei yang telah dirilis oleh lembaga-tersebut sangat kredibel dan dapat dipertanggung jawabkan hasilnya.Pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi memimpin dalam survei elektabilitas Pilkada Jawa Barat yang dipublikasikan Litbang Kompas beberapa waktu lalu. Elektabilitas pasangan Deddy-Dedi atau Duo D ini mencapai 42,8 persen suara. Disusul kemudian pasangan Rindu atau Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul yang memperoleh 39,9 persen. Sementara pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) meraih 7,8 persen dan pasangan TB Hasanuddin-Anton Charliyan (Hasanah) menggaet 3,1 persen. Adapun 6,4 persen responden tidak menjawab atau rahasia.Sementara itu, jika dilihat keterpilihan pasangan calon berdasarkan partai pendukung, dalam survei ini, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi mendapat dukungan Golkar-Demokrat 52,9 persen; PDI-P 41,6 persen, Gerindra, PKS, dan PAN 35,5 persen; serta Nasdem, PPP, PKB, dan Hanura 28,8 persen. Selanjutnya diikuti pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul yang meraih 34,2 persen dari Golkar-Demokrat; 43,2 persen dari PDI-P; 36,4 persen dari Gerindra, PKS, dan PAN; serta 62,7 persen dari Nasdem, PPP, PKB, dan Hanura. Berikutnya, untuk pasangan TB Hasanuddin-Anton Charliyan Sudrajat-Ahmad Syaikhu, dari Golkar-Demokrat memperoleh 3,2 persen; PDI-P 8,0 persen; Gerindra, PKS, dan PAN 0,8 persen; serta Nasdem, PPP, PKB, dan Hanura 1,7 persen. Sosok yang Diusung Pengaruhi Dukungan Partai  Yang terakhir, pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu memperoleh 4,3 persen dari Golkar-Demokrat; 4,0 persen dari PDI-P; 21,5 persen dari Gerindra, PKS, dan PAN; serta 3,4 persen dari Nasdem, PPP, PKB, dan Hanura.Dari survei yang dilakukan berupa pertanyaan bersifat langsung dan simulasi surat suara yang bersifat tertutup itu, didapat hasil bahwa keterpilihan suatu pasangan dipengaruhi seberapa dikenalnya pasangan itu oleh masyarakat di daerah tersebut. Sebagai contoh pasangan TB Hasanuddin-Anton Charliyan. Ternyata belum banyak orang yang mengetahui sosok TB Hasanuddin sebagai purnawirawan jenderal bintang dua yang lahir di Majalengka. Sama halnya dengan Anton Charliyan, mantan Kapolda Jabar yang lahir di Tasikmalaya. Pasangan ini hanya memperoleh 15 persen pemilih. Begitu pula dengan PKS. Seperti diketahui, Jabar menjadi basis massa partai ini dalam 10 tahun terakhir. Namun, dari survei ini, PKS bersama Gerindra dan PAN yang mengusung Sudrajat-Ahmad Syaikhu hanya mendapat 4,5 persen suara responden melalui metode pertanyaan terbuka. Sementara melalui simulasi kertas suara tertutup, pasangan ini meraih sekitar 7,8 persen suara. Dengan demikian, pasangan Asyik ini juga menempati posisi bawah. Bahkan, Ahmad Syaikhu yang menjadi Wakil Wali Kota Bekasi pun belum bisa menggaet banyak pendukung PKS di sana. Begitu juga di Bogor, Depok, dan Sukabumi. Bisa jadi karena belum banyak masyarakat Jabar yang mengenal Sudrajat-Ahmad SyaikhuWalau bagaimanapun, hasil survei yang dikeluarkan oleh lembaga survei tersebut belumlah menjadi patokan siapa yang akan menjadi pemimpin Jabar nantinya. Hari pemilihan masih lumayan jauh, apapun masih bisa saja terjadi dua bulan kedepannya, apalagi ditambah dinamika politik nasional yang terus berfluktuasi mengikuti isu-isu politik dan masalh-masalah sosial terkini.



sumber : litbang kompas