Hingga saat ini, Partai Demokrat memang
belum menentukan arah politiknya pada Pemilihan Presiden tahun 2019 yang akan datang.
Ada sinyal politik Demokrat akan bergabung dengan mendukung Jokowi kembali menjadi Capres dua periode, sebagaimana
pernyataan Ketua Umum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono. Hal itu dapat
diketahui dari bahasa politik ketua partai ini pada saat Rapimnas Partai Demokrat di
Sentul Bogor Jawa Barat yang dihadiri juga oleh Presiden Jokowi. Menurut pengamat
politik dari LAMDA Indonesia, S. Murtiyanto, perilaku yang ditampilkan Partai Demokrat via SBY penuh makna.
“ada tradisi yang perlu diteladani dari kunjungan Kepala Negara yang masih
menjabat saat ini, tradisi tersebut adalah bertemunya Presiden dan mantan
Presiden dalam acara formil parpol walaupun mereka berbeda partai, ada pemandangan yang menyejukkan pada saat itu mengingat rivalitas diantara kedua partai”
sambung Murtianto. Hal ini diharapkan menjadi preseden yang baik bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara bangsa Indonesia yang akan datang.
SBY dalam pidatonya di Rapimnas memberikan
sinyal kesiapan partainya mendukung Joko Widodo sebagai calon Presiden (Capres)
pada Pemilihan Presiden 2019. Ini bisa dikatakan sebagai pemicu, jika pemicu
ini berhasil, maka akan muncul peluang Demokrat untuk mengajukan sang putra
mahkota (AHY) menjadi pendamping Jokowi nanti. Kendati demikian, proses politik
secara keseluruhan berjalan sangat dinamis, sehingga berbagai kemungkinan bisa
saja terjadi menjelang tahun 2019 nanti lanjut Murtiyanto.
Saat ini, lima partai sudah mendeklarasikan
akan mendukung Jokowi untuk periode
kedua pada pilpres 2019. Kendati belum mengumumkan akan berkoalisi, lima partai
tersebut, yakni PDIP, Partai Golkar, PPP, Partai Nasdem, dan Partai Hanura,
bakal membuat Jokowi mengantongi modal 51,66 persen kursi di DPR.
Rival yang mungkin menantang koalisi Jokowi,
yakni Partai Gerindra (13 persen) dan PKS (7,1 persen) yang memiliki gabungan
kursi sebesar 20,1 persen. Dengan kondisi ini, poros ketiga hanya mungkin
muncul jika Partai Demokrat, PAN, dan PKB memutuskan berkoalisi. Tiga partai
itu belum memutuskan arah koalisi dan memiliki gabungan kursi persen.
Perinciannya, Partai Demokrat 10,89 persen, PAN 8,75 persen, dan PKB 8,3
persen.
Demokrat masih menjajaki koalisi dengan
sejumlah partai politik untuk Pilpres 2019.
Sebelumnya, mereka juga melakukan pertemuan dengan Partai Amanat Nasional (PAN)
dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Kemudian, Demokrat mengundang Jokowi
ketika rapimnas.Tentunya berbagai macam lobby atau pertemuan-pertemuan politik
antar partai adalah hal yang lumrah dilakukan, apalagi menjelang diselenggrakannya
hajat politik lima tahunan pada tahun 2019 nanti.