Jargon Politik Favorit Pemilih Pilgub Riau

Di setiap perhelatan pesta demokrasi baik itu pemilihan Kepala Daerah, Pemilu Legislatif maupun Pemilu Presiden para pesertanya pasti menggunakan istilah atau ungkapan yang mencirikan sesuatu guna menarik atensi calon pemilihnya untuk selalu mengingat pilihannya nanti. Istilah tersebut dikenal dengan nama Jargon atau yang lebih khususnya disebut dengan Jargon Politik. Biasanya Jargon tersebut dibuat secara unik dan menarik untuk mengangkat karakter peserta kontestasi politik.Tentu tidak mudah bagi tim sukses ataupun konsultan politik untuk membuat sebuah Jargon Politik yang efektif dan mengena di hati masyarakat calon pemilihnya. Pertimbangannya adalah harus sesuai dengan karakter paslon serta sesuai dengan visi misinya dan yang paling penting bahasanya harus dibuat sekreatif mungkin sehingga mudah diingat.
Pada survei perilaku pemilih yang diselenggarakan oleh Lembaga Survei LAMDA Indonesia beberapa waktu lalu di provinsi Riau, Jargon Politik/Kampanye termasuk salah satu hal yang menarik untuk diamati. Survei mencoba untuk menggali perilaku politik masyarakat Riau yang akan memilih calon gubernurnya dalam waktu dekat nanti. Metodologi survei memakai metode multistage random sampling untuk mencari sampel responden. Sebanyak 1340 warga Riau diwawancarai secara tatap muka langsung oleh sekitar 100 orang enumerator di seluruh wilayah provinsi Riau. Berikut cuplikan grafis hasil survei mengenai Jargon Politik favorit pemilih Riau.






























Pada Grafik survei diatas menunjukan bahwa Jargon Kampanye "Jadikan" dan "Memimpin dengan
hati" menjadi favorit pemilih Riau pada saat ini. Jargon kampanye tersebut dimiliki oleh pasangan calon nomer urut 3 yaitu Firdaus-Rusli dan paslon nomer urut 1 Syamsuar-Edi Nasution. Pemilih yang merasa Jargon Kampanye "Jadikan" menjadi pilihannya berada pada angka 20,4%, sedangkan yang memilih Jargon "Memilih dengan hati" berada pada pilihan sekitar 18,3% responden. Hasil survei mengenai Jargon Politik tersebut ternyata signifikan dengan perolehan dukungan pada dua paslon tersebut yang menempatkan keduanya pada raihan terbanyak dalam jumlah dukungan (elektabilitas) dan bisa dilihat pada hasil survei Lamda Indonesia mengenai tingkat elektabilitas paslon Riau 2018.