Politik Uang Belum Tentu Efektif Di Pilgub Jakarta

Politik uang atau lazim juga disebut dengan istilah Money Politics ternyata belum tentu efektif untuk mendongkrak dukungan suara pada perhelatan Pilgub DKI Jakarta nanti. Hal tersebut terungkap pada hasil Survei Perilaku Pemilih yang dilakukan oleh Lembaga survei Lamda Indonesia di Jakarta pada awal tahun ini. Sebanyak 712 warga yang telah memiliki hak pilih dan memiliki KTP DKI Jakarta diwawancarai secara tatap muka langsung sebagai responden. Metode multistage random sampling adalah metode yang digunakan untuk menentukan sampel responden dengan margin of error 3,67% pada tingkat kepercayaan 95%.

Separuh warga Jakarta atau lebih tepatnya 50,8% warga menyatakan sikap dengan tegas bahwa akan menolak pemberian dari timses dengan maksud supaya dukungan suaranya nanti diberikan kepada salah satu paslon. Namun yang menarik adalah ketika sikap warga yang mau menerima tapi belum tentu memberikan dukungannya kepada paslon yang memberikan pemberian. Sebanyak 25,8% warga menyatakan sikap tersebut. Hanya 5,6% warga yang "fair" menyatakan akan memberikan dukungan kepada paslon yang melakukan politik uang dan 14,8% diantaranya tidak mengungkapkan sikapnya.
Dari sikap warga yang menerima pemberian baik itu yang "fair" maupun yang belum tentu mendukung paslon yang memberikan, hampir separuhnya menginginkan pemberiannya berupa uang. Pemberian berupa kebutuhan harian berupa Sembako atau sembilan bahan pokok menjadi pemberian yang disukai oleh 25,9% warga Jakarta lainnya. Lebih jelasnya bisa dilihat pada grafik dibawah ini.

Toleransi warga DKI Jakarta terhadap politik uang pada perhelatan Pilgub bulan Februari nanti merupakan ciri sikap sebagian besar masyarakat perkotaan di Indonesia dalam menghadapi Pilkada. Tingkat pendapatan maupun tingkat pendidikan yang relatif tinggi adalah faktor kunci yang mempengaruhi sikap tersebut. Untuk paslon yang ingin menerapkan hal tersebut tentu akan berfikir dua kali jika ingin menggunakan strategi politik uang tersebut untuk mendongkrak dukungan suaranya nanti. Program pembangunan yang efektif, visi misi yang sesuai dan sifat kepemimpinan yang baik adalah cara yang jitu menarik simpati dan dukungan warga yang akan memilih.