Survei Pilkada



Survei Pilkada adalah salah satu survei politik yang fungsinya adalah untuk memetakan masalah sosial dan politik di suatu daerah yang akan menyelenggarakan pemilihan umum langsung untuk memilih calon kepala daerahnya. Survei Pilkada ini jika digunakan oleh seorang kandidat calon kepala daerah dapat berfungsi untuk mengukur popularitas, akseptabilitas dan elektabilitasnya jika ingin maju dalam pertarungan merebut pucuk pimpinan daerahnya. Pihak lain yang dapat menggunakan survei pilkada ini juga adalah pihak pengusaha dan pemerintah daerah setempat.
Pelaku usaha atau perusahaan yang akan melakukan investasi di suatu daerah yang potensinya sangat besar untuk kepentingan bisnisnya sangat direkomendasikan untuk menggunakan survei pilkada ini. Apa alasannya? alasan utamanya adalah suatu kebijakan investasi daerah sangat bergantung kepada kebijakan pemimpin di daerah tersebut, jika pelaku usaha dapat memprediksi siapa calon pemimpin yang paling potensial di daerah tersebut maka dia akan mudah menentukan investasi apa yang sesuai dengan bidang usahanya. Jika pihak penyelenggara pemerintah setempat yang akan menggunakan survei pilkada ini, maka fungsi survei ini dapat memetakan kondisi sosial dan politik masyarakat di daerahnya yang nantinya akan menyelenggarakan suatu pemilihan kepala daerah. Dari segi konflik sosial, maka survei ini dapat memetakan ancaman-ancaman konflik horizontal yang nantinya kemungkinan akan terjadinya menjelang pelaksanan pilkada dan tindakan represif pun dapat dilakukan pemerintah daerah dengan kaoordinasi dari aparat keamanan terkait.
LAMDA Indonesia sangat berpengalaman dalam menyelenggarakan survei pilkada di seluruh wilayah Indonesia. Metodologi yang biasanya digunakan dalam survei pilkada umumnya menggunakan metode multistage random sampling atau metode jenjang acak bertingkat dengan wawancara langsung terhadap responden terpilih. Penentuan responden yang akan diwawancarai dengan menggunakan rumus statistik yang telah teruji keakuratannya.
Biaya yang digunakan untuk melaksanakan survei pilkada ini tergantung pada jumlah responden yang akan dipakai untuk sampelnya. Semakin banyak jumlah sampel yang akan dipakai, maka semakin besar pula cost atau biaya yang dikeluarkan. Hal ini juga berimbas kepada hasil surveinya, jika sampel responden yang digunakan besar, maka hasil surveinya akan semakin akurat atau dalam bahasa penelitian dikenal dengan istilah margin of error.
 .